dpm.fmipa.unesa.ac.id – Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya pesta 5 tahunan negara kita akan segera diadakan. Acara 5 tahun sekali yang akan diadakan pada tanggal 14 Februari 2024 ini akan menentukan arah dan nasib bangsa kita. Karena setiap Partai Politik (Parpol), Calon Legislatif (Caleg), dan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) ini memiliki sudut pandang mereka sendiri tentang masa depan bangsa ini. Oleh karena itu perlu bagi kita untuk mengenali lebih dalam mengenai setiap partai, caleg, dan capres-cawapres supaya kita tidak salah dalam memilih siapa yang sesuai untuk memimpin bangsa ini.
Pertama-tama mari kita kenali terlebih dahulu mengenai Partai Politik yang ada di Indonesia. Jika kita melihat UU No. 2 tahun 2008 dijelaskan bahwa “Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” Jika dilihat akhir-akhir ini, Partai Politik yang menonjol untuk memperebutkan kursi kepemimpinan adalah PDIP, Gerindra dan juga Nasdem dengan.
PDIP disini memegang banyak sekali keuntungan dalam pemilu kali ini karena memiliki power yang besar pada pemerintahan saat ini. Apalagi PDIP merupakan partai yang memiliki pendukung terbanyak saat ini yakni sebesar 22% berdasarkan data dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada bulan Januari kemarin. Tapi bukan berarti Partai ini tidak bisa dikalahkan mengingat bahwasanya partai pesaingnya Gerindra juga memiliki Prabowo sebagai pemimpin partai sekaligus calon presiden 2024 dan Nasdem dengan koalisinya bersama PKS dan Demokrat. Apalagi mengingat adanya beberapa anggota PDIP di legislatif yang menimbulkan kabar yang selalu kontroversial akhir-akhir ini. Melihat dari kontroversi yang terjadi sebelum-sebelum ini di pemerintahan utamanya legislatif. Maka dari itu kita harus benar-benar pandai dalam memilihnya. Jangan sampai kita memilih seorang calon legislatif hanya dari kepopularitasnya saja apalagi karena money politik.
Demi mengenal dan memahami lebih dalam lagi kepribadian, pandangan dan visi-misi para calon kedepannya KPU biasanya akan melangsungkan debat pemilu. Namun sangat disayangkan debat pemilu yang dilakukan sebelum-sebelumnya selalu saja hanya terfokus pada calon presiden dan calon wakil presiden. Hal ini menyebabkan kita tidak begitu mengenal mengenai siapa calon legislatif yang hendak kita pilih dan partai politik yang menaungi mereka. Menurut Fahri, seharusnya negara memposisikan diri untuk memfasilitasi para calon dan partai politik untuk adu gagasan, bukan adu logistik. Sehingga perlu adanya aturan yang mendukung hal tersebut.
Penulis : Ahmad