dpm.fmipa.unesa.ac.id – Siapa yang sudah menyusun resolusi di tahun baru ini? Tak lengkap rasanya jika momen pergantian tahun tidak disertai dengan menyusun resolusi tahun baru. Sudah menjadi tradisi untuk melengkapi akhir tahun, tak sedikit orang berharap dengan resolusi akan memberikan perubahan positif bagi dirinya di tahun depan.
Nanda Audia Vrisaba M.Psi, Psikolog, dosen psikologi Universitas Negeri Surabaya (UNESA), membagi tips bagaimana membuat resolusi kamu agar tidak sekedar wacana.
- Kemampuan Diri Membuat resolusi sebaiknya mengacu pada kemampuan diri. Dengan kata lain resolusi harus realistis sehingga langkah pencapaiannya bisa ditentukan dan diukur. Jika tidak diukur dengan kemampuan, resolusi sulit dicapai dan bisa mempersulit diri sendiri yang ujung-ujungnya bisa bikin stres. Hindari tujuan yang terlalu banyak, karena bisa bikin seseorang tidak fokus dan bisa-bisa tidak ada yang tercapai. “Susunlah tujuan mulai dari hal-hal kecil atau sederhana yang sesuai kemampuan, jangan ikut-ikutan orang, karena setiap orang berbeda kemampuannya,” dikutip dari laman Unesa, Sabtu (31/12/2022).
- Punya Target dan Rencana Setelah membuat daftar tujuan hidup yang akan dicapai dalam setahun, dua tahun atau lima tahun ke depan, penting juga menyusun rencana mengenai langkah apa yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Contohnya, jika target lulus kuliah tahun depan. Syarat-syarat kelulusan harus dipenuhi satu persatu. Seperti TOEFL, proposal hingga tesis termasuk publikasi ilmiah misalnya. Semua harus direncanakan dan ditargetkan sehingga bisa tercapai sesuai harapan.
- Komitmen Dalam perjalanan mencapai tujuan, akan banyak tantangan yang dihadapi yang tentunya dibutuhkan komitmen untuk tetap berusaha menggapainya. Komitmen inilah yang membuat seseorang tetap di jalan yang direncanakan untuk mencapai target dan tujuan hidup yang telah disusun. “Banyak orang yang punya resolusi diri, tetapi kan tidak semua bisa mencapainya, salah satu faktornya tidak ada atau kurangnya komitmen,” ujarnya.
- Antisipasi Tantangan harus disikapi dengan bijak. Tantangan harus dipandang sebagai pintu untuk sebuah pencapaian. Tantangan bisa diprediksi yang selanjutnya menjadi referensi untuk membuat langkah antisipasi berupa perencanaan berlapis. Dalam arti, perlu menyusun rencana lain ketika rencana awal tidak berjalan sesuai harapan. “Kalau tidak punya antisipasi, tiba-tiba ada kendala bisa membuat kita mudah menyerah,” paparnya.
- Pendekatan SMART Dalam membuat resolusi juga perlu menggunakan pendekatan. Salah satu yang bisa digunakan yaitu “SMART” (specific, measurable, achievable, relevant, time-bound). Pertama, specific atau spesifik. Tujuan yang ditulis atau dibuat harus jelas dan spesifik. Kedua, measurable atau terukur. Resolusi harus dapat diukur untuk mempermudah seseorang mengetahui progresnya. Semakin spesifik tujuan semakin mudah untuk diukur dan diketahui progresnya. Ketiga achievable atau dapat dicapai. Resolusi bukan sekadar membuat tujuan hidup, tetapi bagaimana tujuan yang dibuat benar-benar memungkinkan untuk dicapai. Artinya didasarkan pada pertimbangan dari berbagai aspek, sumber daya, waktu dan lain-lain. Keempat, relevant. Resolusi yang disusun tentu harus sesuai dengan kebutuhan, prioritas dan sumber daya yang ada. Kelima, time-bound atau punya batas waktu tertentu. Seseorang harus menentukan sasaran atau target dan rentang waktu tertentu untuk mencapainya. (ian/Garakta Studio)