dpm.fmipa.unesa.ac.id – Pertemuan Parliamentary Speakers’ Summit (P20) merupakan salah satu rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Parlemen dapat dan harus memberikan kontribusi substantif untuk pembahasan G20 bersama masyarakat sipil, dan sektor swasta di antara konstituen G20 lainnya. Berangkat dari keberhasilan pertemuan P20 sebelumnya, Inter-Parliamentary Union (IPU) dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) akan bersama-sama menjadi P20 pada 6 dan 7 Oktober 2022 (didahului oleh Forum Parlemen pada 5 Oktober), sebelum KTT Pemimpin G20.
Mengutip dari laman DPR RI, pada agenda pertama yaitu Parliamentary Forum in the Context of the G20 di P20 pada Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 5 Oktober 2022 kemarin. Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mengatakan kekuatan Parlemen dalam mewakili suara rakyat akan memberikan legitimasi atas upaya pemerintah setiap negara dalam menjalankan komitmen kebijakan luar negeri dan kerjasama antar negara. Dr. (H.C) Puan Maharani menyebutkan pada kesempatan P20 harus dapat merumuskan suatu agenda yang dapat meningkatkan kemampuan setiap negara untuk merespon dan menghadapi berbagai permasalahan global.
Mengutip pula dari lintasparlemen, salah satu isu utama P20 selain perubahan iklim dan energi terbarukan, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan juga menjadi isu yang diangkat. Ketua DPR RI menilai pendidikan juga berperan penting dalam membangun kesadaran kesetaraan gender. Selain itu, menurutnya, pendidikan juga sangat berperan terhadap penghapusan diskriminasi terhadap perempuan. Wanita yang kerap disapa Bu Puan itu, juga menyoroti Indeks Kesetaraan Gender PBB yang menunjukkan pada tahun 2021, 95% perempuan telah menempuh pendidikan sekunder dan 57.7% perempuan terserap ke pasar tenaga kerja. Karena menurutnya, perempuan juga merupakan bagian integral dari pemberdayaan komunitas yang efektif dan berkelanjutan. Sumber foto : Sekretariat Presiden Republik Indonesia